December 3, 2023

Sejumlah suporter membuat spanduk tribute untuk Tragedi Kanjuruhan saat Timnas Indonesia melawan Kamboja di laga pertama Grup A Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (23/12). Namun, niat mereka sempat dihalangi.

Ada cerita seorang fan yang diminta oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) agar mau menurunkan sebuah spanduk tribute untuk Tragedi Kanjuruhan. Spanduk itu bertuliskan ‘Mereka bukan meninggal tapi dibunuh’.

“Paspampres ngomong ke teman-teman yang pegang spanduk, ‘Ini bukan hanya masalah sepak bola, tapi masalah negara juga, jangan bikin malu lagi banyak tamu negara, ada bapak [Presiden Joko Widodo] di VVIP’,” terang salah seorang suporter yang tak mau disebut namanya kepada kumparan, Minggu (25/12).

“Sempat berdebat, akhirnya paspampres ngalah deh dan spanduk tetap kepasang,” lanjutnya.

Joko Widodo (Jokowi) memang menyaksikan kemenangan 2-1 Timnas Indonesia atas Kamboja. Ia duduk di bangku VVIP ditemani oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, beserta jajaran lainnya.

Sejatinya, spanduk tribute untuk Tragedi Kanjuruhan tak hanya satu yang muncul di GBK. Beberapa suporter di sisi lain juga membentangkan spanduk dengan tulisan ‘Justice for Kanjuruhan’ dan ‘Usut Tuntas’.

Ada juga kejadian lain soal spanduk di laga tersebut. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat steward mencopot paksa sebuah spanduk bertuliskan ‘Usut Tuntas 1-10-2022’ milik suporter di tribune. Steward tersebut lalu membawa spanduknya pergi.

Menurut FIFA, steward didefinisikan sebagai setiap orang yang dipekerjakan, disewa, dikontrak atau secara sukarela di stadion untuk membantu pengelolaan keselamatan dan keamanan penonton, VIP/VVIP, pemain, ofisial dan orang lain di stadion. Anggota DPR RI sekaligus eks Plt Ketum PSSI, Hinca Panjaitan, menyebut bahwa steward tak dibenarkan mencopot spanduk.

“Pasal 16 FIFA Stadium Safety & Security Regulation menerangkan 15 poin tugas dan wewenang stewards dan tidak ada satu pun frasa yang membenarkan tindakan steward dalam video ini,” tulisnya di Twitter.

Tragedi Kanjuruhan yang pecah pada 1 Oktober lalu memakan korban sampai 135 orang. Kompetisi sepak bola di Indonesia pun sempat dihentikan atas kejadian tersebut, kemudian digelar kembali pada 5 Desember hingga berakhirnya putaran pertama pada 24 Desember.

Enam orang dijadikan tersangka dari tragedi tersebut, termasuk eks Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita. Akan tetapi, Hadian sudah dibebaskan pada Kamis (22/12) lalu.

sumber: kumparan

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *