
Muhammad Ridhuan
Muhammad Ridhuan, sosok legenda Arema asal Singapura yang membela Arema musim 2009 sampai 2012. Sosok Muhammad Ridhuan mungkin masih melekat di hati para Aremania hingga sekarang. Bagaimana tidak, aksi-aksi cantiknya di atas lapangan mampu memukau para Aremania kala itu. Bersama kompatriot satu negaranya, Muhammad Ridhuan dan Noh Alamshah menjelma menjadi duo singapura yang menakutkan bagi lawan.
Profil Muhammad Ridhuan
Pemain asal Negeri Singa, Singapura ini memiliki nama lengkap Muhammad Ridhuan bin Muhammad. Lahir pada tahun 1984 silam menjadikan usianya saat ini sudah melewati usia emas bagi para pemain sepakbola. Dilansir dari situs transfermarkt.com, Muhammad Ridhuan merupakan salah satu pemain yang memiliki posisi versatile, yang bisa menempati beberapa posisi baik sebagai pemain bertahan, gelandang, ataupun penyerang.
Perjalanan Karir Muhammad Ridhuan
Muhammad Ridhuan mengawali karir profesionalnya pada tahun 2003 bersama klub Young Lions dari Liga Singapura. Dengan penampilan apiknya selama 4 tahun membela Young Lions, membuat ia mendapatkan tawaran dari klub papan atas Tampines Rovers FC. Kemudian di tahun 2009 ia bersama teman senegaranya memutuskan untuk hijrah ke luar negeri dan memilih pinangan dari tim Indonesia Arema Malang.
Disinilah karir Muhammad Ridhuan mencapai puncaknya. Bersama Noh Alam Shah dan 3 legiun asing lainnya berhasil mengantarkan Arema menjadi juara Liga Indonesia musim 2009/2010. Bertahan selama kurang lebih tiga tahun lamanya, Ridhuan akhirnya pindah ke Persisam Putra Samarinda dengan status pinjaman dari Arema.
Tidak menemukan kembali performa terbaiknya, Muhammad Ridhuan akhirnya memilih untuk kembali ke negaranya. Kali ini giliran Geylang International FC yang menjadi tempat Pelabuhan selanjutnya. Hanya bertahan satu musim saja, Muhammad Ridhuan memilih untuk membela beberapa klub dari Singapura seperti Tampines Rovers FC, Warriors FC, dan yang terakhir Tanjong Pagar FC.
Prestasi Muhammad Ridhuan
Prestasi yang pernah ia raih ternyata tidak berasal dari negaranya sendiri, melainkan ada di Indonesia. Pada musim pertama ia memutuskan untuk hijrah ke luar Singapura. Muhammad Ridhuan terlihat cukup klop, dengan strategi pelatih Arema Malang kala itu. Hasilnya pun tak tanggung-tanggung, gelar juara ia persembahkan untuk klub kebanggaan Arek Malang tersebut. Bahkan, berkat aksi-aksinya diatas lapangan ia mendapat julukan Ronaldo-nya Arema lengkap dengan nickname MR6 sebagai plesetan dari CR7.
Dilansir dari indosport.com, Muhammad Ridhuan ternyata tidak hanya moncer di Arema Malang saja, ia juga memiliki karir cemerlang bersama Timnas Singapura. Dua gelar juara bergengsi yaitu Piala AFF 2004 dan 2007 pun ia persembahkan untuk negaranya.
Memutuskan Gantung Sepatu
Kabar mengejutkan datang dari Muhammad Ridhuan. Tepat di laga Tanjong Pagar United melawan Albirex Niigata dalam lanjutan Liga Singapura, Muhammad Ridhuan memutuskan pertandingan tersebut menjadi pertandingan terakhirnya dalam sepakbola. Namun, dilansir dari bola.com, ternyata ini bukan kali pertama ia menyatakan gantung sepatu dari sepakbola. Sebelumnya pada tahun 2018 ia juga sempat memutuskan untuk pensiun dari karir sepakbolanya.
Tetapi, Muhammad Ridhuan memilih untuk meralat ucapannya dan berhasil comeback di liga tertinggi singapura di usianya yang ke 36 tahun. Keputusan ini pun sempat menjadi sorotan media lokal Singapura. Hal tersebut juga bisa dimaklumi karena Ridhuan sendiri juga merupakan pemain dengan banyak prestasi dan menjadi langganan Timnas Singapura juga.
“Dulu (2018) saya sempat pensiun. Tapi rasanya hati ini tidak kuat dan masih ingin berdansa di lapangan,” ucap Muhammad Ridhuan dikutip dari bola.com.
Muhammad Ridhuan memilih Tanjong Pagar United yang menjadi Pelabuhan terakhir karir sepakbolanya sepertinya bukan tanpa alasan. Kembali berkolaborasi dengan kompatriot nya di Arema yaitu Noh Alam Shah bisa jadi alasan kuatnya. Meski Noh Alam Shah sudah tidak menjadi pemain, tetapi kenangan indah yang terjadi pada masa lampau ingin ia raih bersama-sama kembali.
sumber: umpanbalik